Perbedaan Antara Pendidikan Indonesia dengan Luar Negeri

Pendidikan merupakan suatu hal yang penting untuk tumbuh kembang seseorang dalam menghadapi dunianya. Setiap negara memiliki caranya masing-masing untuk mengajarkan pendidikan itu sendiri pada generasi penerus bangsa mereka. Indonesia juga memiliki sistemnya sendiri, dan sebagai negara dengan penduduk yang sangat banyak, apakah sistem ini sudah cocok diterapkan di Indonesia?

Apalagi saat ini semakin banyak SDM yang dirasa kurang diimbangi dengan pendidikan. Berikut ini akan kami bandingkan pendidikan yang ada di Indonesia kalau dibandingkan dengan negara lain.

Perbedaan Pendidikan Indonesia dan Negara Lain

1.Pendidikan Usia Dini

Untuk melatih perkembangan motorik anak sejak usia dini, terkadang orang tua mulai menyekolahkan anaknya bahkan sejak mereka belum bisa berjalan. Anak – anak ini bukan dipaksa untuk mempelajari pelajaran sulit di sekolah, namun lebih kepada bagaimana cara perkembangan motorik bisa berkembang.

Tapi sayangnya, di Indonesia saat ini pendidikan usia dini sudah dimulai sejak usia 4 – 5 tahun dan lebih ditekankan pada pendidikan belajar, baik itu menulis, menghitung, dan lainnya. Ini merupakan tuntutan agar mereka sudah dapat bisa membaca ketika sudah berada pada usia 7 tahun.

Berbeda dengan anak-anak yang ada di luar negeri, pendidikan dini mereka lebih memfokuskan kepada bermain, belajar, melakukan interaksi dengan hewan atau alam. Tentunya ini akan sangat membantu perkembangan motorik yang ada pada anak.

2.Waktu Belajar

Di Indonesia, waktu belajar yang dibutuhkan sangatlah padat. Selain itu bisa dikatakan kita membutuhkan waktu belajar yang cukup lama. Bahkan terkadang waktu istirahat yang dimiliki oleh para siswa hanya sedikit, membuat mereka kurang bersemangat saat sedang belajar.

Sedangkan di luar negeri, sebagian besar waktu di siang hari para siswa habiskan untuk bermain dan berinteraksi dengan lingkungan. Selain itu waktu belajar mereka lebih singkat, dari waktu sekolah, hanya sekitar 30 % – 40% saja yang digunakan untuk belajar, sisanya lebih ke meningkatkan interaksi dengan sekitar.

Selain itu waktu belajar di Indonesia yang mencapai 7 – 8 jam sehari dan 5 hari seminggu, memicu para siswa menjadi merasa tertekan dan bosan.

3.Tugas dan Pekerjaan Rumah

Tahukan kamu pada negara yang tingkat pendidikannya tinggi, mereka tidak menerapkan pekerjaan rumah sebagai tambahan pelajaran. Tetapi di Indonesia, cara ini dianggap sebagai cara untuk mendorong anak – anak semakin mempercepat proses pembelajaran agar anak – anak semakin mengerti.

Tapi nyatanya, anak-anak ada yang merasa tertekan dengan pekerjaan rumah ini. Karena mereka sudah menghabiskan waktu 7 – 8 jam di sekolah dan mereka harus menyelesaikan pekerjaan rumah di saat harusnya mereka bisa bersantai dan menghilangkan tekanan.

4.Ujian Akhir Menentukan Segalanya

Saat ini Indonesia memang sudah mulai tidak menerapkan sistem satu ini, yang di mana ujian akhir, seperti Ujian Nasional, menjadi penentu kelulusan. Bayangkan saja, sudah sekolah 3 tahun lamanya, tetapi kelulusan ditentukan melalui 3 – 4 hari ujian. Tentunya ini membuat para siswa merasakan tekanan yang berlebih menjelang ujian dan menjadi beban tersendiri.

Sementara di luar negeri, kelulusan ditentukan dengan akumulasi pembelajaran yang mereka lakukan dalam keseharian. Tentunya ini lebih adil kalau dibandingkan hanya dengan mengandalkan 4 hari ujian.

5.Wajib Belajar

Terakhir adalah sistem wajib belajar, di Indonesia pengenalan pendidikan dilakukan sejak usia dini. Sedangkan jika di luar negeri, mereka mulai pendidikan sejak usia 7 tahun. Banyak juga studi yang mengatakan mengenai usia paling baik untuk mulai mengenal pendidikan adalah di usia 7 tahun.

Nah, itulah beberapa sistem yang berbeda dari Indonesia dengan yang ada di luar negeri. Mungkin memang tidak bisa dibandingkan, karena orang-orang di dalamnya juga berbeda. Namun alangkah baiknya untuk memperhatikan lagi kesehatan mental anak – anak yang mungkin terlalu tertekan dalam pembelajaran.