CEO Channel Youtube Satu Persen Masuk Forbes 30

CEO Channel Youtube Satu Persen Masuk Forbes 30

Youtube sebagai salah satu platform Google yang paling booming saat ini, terdapat berbagai banyak konten berkumpul di sini. Channel Youtube Satu Persen adalah salah satu kanal bertemakan pendidikan dan kerap membagikan sejumlah konten bermanfaat bagi pengikut setianya.

Pendiri Satu Persen adalah Ifandi Khainur Rahim, seorang alumni dari Universitas Indonesia jurusan psikologi. Sumbangsihnya dalam ilmu pendidikan modern telah mengantarkan pemuda ini masuk dalam jajaran Forbes Under 30 dan mulai mendapatkan perhatian dari masyarakat.

CEO Channel Youtube Satu Persen Masuk Forbes 30

Pertama kali didirikan pada sekitaran akhir 2018, fokus channel ini adalah seputar pendidikan, pengembangan diri, filosofi kehidupan, hingga mental health. Setelah Situs Slot Gacor satu tahun berselang, Ifandi merasa perlu melakukan tindakan lebih lanjut agar kanal Youtube asuhannya dapat lebih berdampak bagi banyak orang.

Atas dasar semangat dan passion itulah, Ifandi memantapkan Satu Persen tak hanya menjadi sekedar channel pada umumnya, melainkan ‘naik kelas’ menjadi sebuah startup company. Perjalanan yang ia lalui pun semakin berat, namun ia menganggapnya sebagai tantangan sekaligus pelatihan yang akan membuatnya semakin matang.

Channel Youtube Satu Persen Berubah Menjadi Startup Company

Channel Youtube Satu Persen tetap mengalami berbagai macam proses naik dan turun, apalagi perkembangannya cukup pesat. Ifandi sendiri mengaku senantiasa menambah wawasan seputar hal teknis dalam menyajikan konten video serta aturan main di Youtube.

Pemuda ini ternyata memang mempunyai minat yang tinggi akan kemampuan video editing serta penulisan konten. Ia bahkan pernah menjabat sebagai video producer merangkap content writer di sebuah startup pendidikan lokal.

Misi yang mereka emban berkutat pada awareness akan mental health dan self-improvement. Pada lain sisi, Kemendikbud Hadirkan Program Tayangan Belajar dari Rumah di TVRI sehingga diharapkan seluruh lapisan masyarakat menerima berbagai macam pilihan yang fleksibel untuk mengembangkan dirinya.

Satu Persen terus melebarkan sayapnya dan mengokohkan diri sebagai pemberi kontribusi dalam bidang pendidikan. Tanpa bermaksud menjadi kompetitor, justru Satu Persen bersifat melengkapi kurikulum yang tergolong masih langka untuk diajarkan di institusi seperti sekolah pada umumnya.